Mengenal Web Service Composition: Koreografi dan Orkestrasi
Table of Contents
Komposisi mengacu pada bagaimana cara sesuatu dibangun, web service composition pada dasarnya membentuk suatu layanan (service) dengan memanfaatkan beragam layanan berbeda dalam aplikasi gabungan. Sehingga fungsi aplikasi yang berbeda bisa digunakan dalam satu aplikasi. Komposisi layanan mencakup semua proses yang menciptakan layanan bernilai tambah yang disebut sebagai layanan komposit atau agregat (Bai et al. 2009). Web service composition diimplementasikan mengunakan teknologi XML, SOAP, WSDL guna menyediakan sarana dalam kaitannya untuk mendeskripsikan, menemukan, dan memanggil layanan sebagai entitas dengan sendirinya. Namun, teknologi tersebut tidak memberikan detail perilaku tentang peran layanan dalam kolaborasi yang lebih kompleks. Kolaborasi ini mencakup serangkaian kegiatan dan hubungan antar aktivitas, yang membangun proses bisnis. Ada dua cara untuk membangun web service composition: yaitu orkestrasi web service dan koreografi web service (Peltz, 2003). Dalam orkestrasi, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 1, terdapat sebuah proses terpusat yang mengatur semua web service yang terlibat didalamnya. web service tidak perlu tahu bahwa ia sebenarnya terlibat dalam bagian dari proses bisnis yang lebih tinggi tingkatannya karena hanya proses terpusat yang mengetahui ini. Hubungan antara semua layanan yang berpartisipasi dijelaskan oleh satu titik akhir, yaitu layanan gabungan. Orkestrasi mencakup pengelolaan transaksi antara layanan individual. Orkestrasi menggunakan pendekatan terpusat untuk komposisi layanan (Aalst, 2003).
Gambar 1. Orkestrasi dalam Web Service |
Namun berbeda halnya dengan orkestrasi, koreografi tidak bergantung pada suatu koordinator sentral. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2, Setiap web service yang terlibat akan mengetahui kapan harus mengeksekusi service masing-masing dan dengan siapa harus berinteraksi. Koreografi merupakan usaha yang bersifat kolaboratif yang berfokus pada pertukaran message. Hal ini berarti setiap web service yang terlibat perlu mengetahui proses bisnis, operasi yang dijalankan, organisasi yang terlibat, message yang dipertukarkan serta waktu/durasi pertukaran message. Logika sederhana untuk koreografi adalah seperti halnya tubuh manusia, di mana anggota yang berbeda saling bergantung dan bekerja untuk tujuan bersama, sehingga dalam koreografi tidak ada sistem terpusat seperti dalam orkestrasi.
Gambar 2. Koreografi dalam Web Service |
Sebuah koreografi mendefinisikan aturan umum yang dapat digunakan kembali mengatur pemesanan pesan yang dipertukarkan, dan ketentuannya pola perilaku kolaboratif, sebagaimana disepakati antara dua atau lebih peserta yang berinteraksi. Aspek utama koreografi pada proses bisnis adalah pesan yang dipertukarkan di antara pihak yang berkolaborasi, yang menyetujui peraturan untuk memesan pesan (Jung, Kang, & Kim, 2004).
Gambar 3. Koreografi antara Retail dan Supplier |
Koreografi pada proses bisnis mempunyai peran penting pada lingkungan komputing bisnis saat ini untuk mengembangkan aplikasi yang terdistribusi di berbagai web service. Gambar 3 menunjukkan gambaran koreografi pada dua organisasi. Secara umum, koreografi pada proses bisnis merupakan suatu gabungan antara dua atau lebih organisasi yang diterapkan dalam web service. Berbagai penelitian yang berkembang saat ini memposisikan koreografi pada proses bisnis untuk membentuk web service yang B2B (business to business) atau melibatkan berbagai organisasi dalam satu service (Solaiman & Molina-jimenez, 2015). Implementasi nyata koreografi pada proses bisnis adalah membentuk web service guna membentuk dua atau lebih organisasi proses bisnis.
Post a Comment