Bagaimana Mendapatkan Surat Rekomendasi Beasiswa? Simak Pengalaman Saya
Table of Contents
Beasiswa, tentu menjadi dambaan banyak orang untuk memperolehnya, terutama beasiswa jenjang pascasarjana bagi mereka yang telah lulus sarjana. Pun dengan saya, mahalnya biaya menempuh pascasarjana membuat informasi beasiswa seperti menjadi oase di tengah padang gersang, begitu menyegarkan. Jangankan beasiswa ke luar negeri, mendapatkan beasiswa dalam negeri saja sudah berbunga-bunga sekali. Apalagi dengan kemampuan pas-pasan saperti saya.
Salah satu beasiswa dalam negeri populer (selain LPDP) yang pernah saya ajukan adalah beasiswa unggulan (BU) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016. Satu dari sekian banyak berkas yang harus dilengkapi dalam beasiswa tersebut adalah mendapatkan surat rekomendasi beasiswa. Setahu saya, beasiswa LPDP pun juga mensyaratkan surat rekomendasi, namun LPDP punya format khusus sehingga memudahkan para pelamar beasiswa. Lain halnya dengan BU Kemendikbud yang tidak memiliki format khusus, sehingga saya sempat kebingungan bagaimana cara mengajukan surat rekomendasi ke pihak-pihak terkait.
Oleh Kemendikbud, para pelamar diberikan kebebasan untuk meminta surat rekomendasi beasiswa dari kampus asal atau kampus tujuan. Kampus asal disini adalah kampus tempat pelamar menyelesaikan program sarjananya. Sedangkan kampus tujuan adalah kampus yang menjadi tujuan melanjutkan studi pascasarjana. Berarti, apakah pelamar harus telah diterima dulu di kampus tujuan? Benar. Kemendikbud mensyaratkan harus telah mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari kampus tujuan. Waktu itu, kampus asal saya adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan kampus tujuan adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Meskipun yang diminta oleh kemendikbud adalah satu surat rekomendasi beasiswa dari kampus asal atau kampus tujuan. Saya sengaja meminta surat rekomendasi dari kedua kampus. Sekarang, kepada siapa kita meminta surat rekomendasi beasiswa? Pada dasarnya, surat rekomendasi bisa diberikan oleh seluruh Civitas Akademik pada universitas asal maupun universitas tujuan. Bisa juga diberikan oleh atasan kerja atau dari lembaga terkait. Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk mencari rekomendasi dari orang-orang yang berpengaruh di kampus, terutama yang memegang jabatan tertentu.
Pertama, saya mencari surat rekomendasi dari kampus tujuan. Orang yang saya tuju untuk dimintai rekomendasi adalah Kepala Prodi Pascasarjana Teknik Informatika ITS. Beliau bernama bapak Waskito. Dan ternyata tidak mudah menemui sosok beliau. Mungkin karena kesibukan beliau sebagai kaprodi sehingga beliau sering tidak berada di tempat. Baiklah, setelah menunggu berhari-hari, akhirnya bisa bertemu beliau juga. Segera saya memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya untuk meminta rekomendasi beliau. Tak disangka, ternyata beliau begitu support dan langsung mengiyakan. Beliau meminta saya membuat draft surat rekomendasi beasiswa dan menyerahkannya kepada staf administrasi jurusan. Alhamdulillah, hari itu juga langsung ditandatangani oleh beliau. Yeah, Akhirnya dapat satu surat rekomendasi beasiswa dari kaprodi.
Tidak cukup sampai disitu, saya berusaha mendapatkan satu lagi surat rekomendasi, kali ini sasaran saya adalah orang yang berpengaruh dari kampus asal saya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bimbang juga untuk menentukan siapa yang harus dimintai surat rekomendasi. Saya berangan-angan, seandainya saya bisa meminta surat rekomendasi bapak rektor, alangkah bahagianya saya. Tapi bagaimanakah akses ke pak rektor? Siapakah saya, kenal saya saja tidak. Saya pun bukan siapa-siapanya pak rektor. Oh tidak. Belum apa-apa langsung pesimis.
Tidak berhenti sampai disini, saya mencari-cari informasi, adakah mahasiswa yang pernah meminta rekomendasi bapak rektor sebelumnya. Dan titik terang pun ditemukan, ada informasi bahwa akses ke bapak rektor dapat ditempuh dengan menemui staf bapak rektor. Namanya mas harir. Yaps, kebetulan sekali, meskipun mas harir tidak mengenal saya. Tapi saya sedikit mengenal beliau. Darimana? Tentu dari pertemanan facebook. hehehe. Meski terdengar kurang sopan. Saya dan teman saya memberanikan diri untuk meng-inbox beliau melalui pesan facebook. Namun, ditunggu beberapa hari tidak ada balasan. Wajar karena kesibukan beliau. Hingga suatu malam. Tak disangka ternyata beliau membalas pesan kami. Beliau meminta kami datang keesokan harinya ke kantor rektorat dengan membawa berkas berupa, draft rekomendasi, surat keterangan lulus dan transkrip.
Sesuai perjanjian, keesokan harinya, saya menemui beliau di kantor rektorat UIN Maliki Malang lantai 1, persis disebelah kantor bapak rektor. Dengan ramah beliau menyambut kami dan menanyakan maksud kami mengapa meminta rekomendasi beasiswa. Setelah saya jelaskan panjang lebar, beliau dengan senang hati akan membantu memintakan rekomendasi ke pak rektor. Bahkan beliau sendiri yang membuatkan surat rekomendasi sesuai draft yang kami bawa. Namun sayangnya, saat itu bapak rektor sedang berada di Jakarta. Sehingga beliau menyanggupi untuk mengurusnya ke pak rektor. Alhamdulillah, baik sekali mas harir ini. Akhirnya, beberapa hari kemudian, surat rekomendasi beasiswa dari pak rektor pun jadi. Yeah, seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
Sengaja saya share pengalaman ini untuk teman-teman, minimal sebagai referensi jika ingin mengajukan surat rekomendasi untuk beasiswa, apapun jenis beasiswanya. Semoga bermanfaat. Tetap semangat untuk memburu beasiswa !!!!
Post a Comment